Hobi ku adalah motorcycle aku setiap sore pergi ke jalan sepi di sawah untuk balapan motor bersama teman-temanku.
Sangat susah bagiku untuk meninggalkan dari hobi ini
Banyak orang yang tidak suka denganku karena aku memiliki hobi ini, setiap hari aku mendapat teguran, cacian dari orang lain yang tak sehobi dengan aku.
Motor yang berisiklah mungkin yang menyebabkan banyak orang yang tidak suka dengan hobiku dan juga diriku, dan masyarakat sering melarang jika ada balapan disekitar lingkungannya.
Aku terlahir dari keluarga yang sederhana tidak terlalu kaya dan juga tidak terlalu miskin, ayah ku kerja di bengkel, sedangkan ibuku hanya sorang ibu rumah tangga.
Awal mucul rasa senang dengan balapan adalah karena di bengkel ayahku banyak sekali motor-motor balap yang keren-keren jadi aku ingin punya motor seperti itu.
Tapi ayah selalu melarangku untuk menjadi seorang pembalap, dengan alasan karena sangat beresiko menjadi pembalap, dan susah mendapatkan uang, dan pembalap banyak di benci masyarakat entah karena bunyi kenalpotnya atau yang lainnya. Apalagi kalau terjatuh ketia balapan pasti biaya motor sama pengobatan sangat mahal.
Begitu juga dengan ibuku juga melarangku untuk menjadi seorang pembalap, dengan alasan yang sama seperti alasan ayahku.
Tapi larangan ayah dan ibuku aku abaikan, aku mulai mengikuti balapan pada saat kelas satu SMA dan itupun bukan balapan resmi.
Aku setiap sore selalu balapan dengan taman-temanku di sawah yang sangat sepi dan jalanya yang lurus lagi halus.
Dan aku melihat setiap ada grombolan motor bising/balap selalu di cyduk oleh masyarakat, dan bahakan di pukuli dan juga dilaporkan ke pihak kepolisian.
Tetapi hal tersebut tidak membuat para pembalap untuk berhenti dari hobinya. begitu juga denganku.
Jadi sangat sulit bagi pembalap sepertiku untuk meninggalkan hobi ini.
#Cerpen