Cerita pendek "Kerasnya hidup di jalanan"
Pertama kali hidup dijalanan aku sangat takut, karena aku hanya seorang diri, dan aku harus mencari sesuap nasi ditengah kerasnya kehidupan jalanan. Banyak preman dan anak-anak punk disana.
Aku terlahir dari keluarga kecil yang terpecah belah, ayah ibuku berpisah ketika aku berusia 4 tahunan, setiapkali ayahku pulan dan bertemu ibu, mereka selalu beradu mulut, dan pada akhirnya ayah ibuku menyatakan cerai.
Aku tinggal berdua dan diasuh oleh ibuku. dan aku hidup dalam keadaan miskin, aku tidak sekolah sejak dari kecil.
Aku melangkahkan kaki untuk hidup dijalanan, awalnya aku hanya diam saja tanpa memberitahukan ibu tentang hal tersebut. Krena aku takut menyakiti hatinya.
Setelah aku berusia 15 tahunan, aku mulai membicarakan tentang jalanan pada ibuku, dan ibu membantah tidak mau kalau aku hidup dijalanan.
Kehidupanku semakin parah ibuku di phk dari pekerjaannya, hutang ibuku melonjak tinggi, dan serin di tagih dengan paksa.
Hal ini membuat aku sangat terpukul, aku bertekad diri untuk pergi kejalanan karena hanya ini jalan satu-satunya.
Pertama kali hidup dijalanan aku sangat takut, karena aku hanya seorang diri, dan aku harus mencari sesuap nasi ditengah kerasnya kehidupan jalanan. Banyak preman dan anak-anak punk disana.
Aku hanya ingin mengamen mencari sesuap nasi untuk aku dan ibuku bertahan hidup.
Setiap hari aku mengamen di lampu merah, lagu demi lagu akhirnya bisa mencukupi kebutuhan panganku dan ibuku.
Aku seringkali ditawari oleh anak-anak jalanan untuk mengamen dan bergabung dengannya, dan aku mengikuti permintaanya.
Dengan gaya hidup seperti itu saya akhirnya bisa menjadi manusia yang sama seperti manusia normal lain, yang bisa memenuhi kebutuhan keinginannya sendiri.
Setelah aku dewasa, aku mulai sadar betapa sulitnya hidupku dimasa kecil hingga memilih untuk hidup bersama anak jalanan, tinggal dijalanan.
Aku ingin keluar dari hidup seperti itu, aku ingin bekerja seperti orang lain pada umunya.
Tetapi takdir berkata lain, susuahnya mencari pekerjaan membuatku putus asa dan aku tidak bisa keluar dari kehidupan jalanan.
Ibu ku semakin tua dan muali sakit-sakitan, sedangkan uang selalu menjauhi aku.
Aku merasa seperti hidupku diulang kembali di masa kecil, dimana aku harus bernyanyi di tengah jalan siang malam demi mencari recehan.
Rasa putus asa mulai menghantui ku, depresi, hingga membuat ku stress.
Tetapi aku sangat bersyukur memiliki ibu yang sangat pengertian dan selalu menyemangatiku dalam keterpurukan hidup.
Ibuku selalu menyemangatiku, dan selalu menasihatiku.
"Nak.., Jika kamu memiliki istri, nafkahilah dan jagalah istrimu jangan sampai kamu hidup seperti ibu"
Ibuku juga menyemangatiku dalam keterpurukan
"Nak..., Sesusah apapun hidupmu teruslah bersemangat, jangan sampai kamu berputus asa, sesungguhnya putus asa adalah perbuatan yang di benci tuhan"
Aku mulai sadar dan aku tidak boleh putus asa, aku terus mencari pekerjaan walau gaji kecil.
Dan pada akhirnya aku menemukan pekerjaan yang tepat, dan bisa memenuhi kebutuhan serta membeli obat untuk ibu.
Jadi. jagalah keluargamu dari perceraian, jangan sampai perceraian terjadi pada keluargamu.
Merupakan manusia biasa yang ingin web nya bisa bermanfaat untuk diri sendiri dan kalian semua :) bangjalinaja.blogspot.com